GameGadget: Nostalgia Kembali dengan Game Klasik |
Perangkat gaming portabel saat ini didominasi oleh Nintendo dengan 3DS dan Sony dengan PlayStation. Walaupun kedua perusahaan asal Jepang tersebut ‘berkuasa’ sebuah perusahaan asal Inggris tidak berkecil hati dan turut meramaikan pasar dengan merilis GameGadget.
Berbasis Linux
Berbeda dengan Nintendo DS yang memiliki dua layar, Game Gadget memiliki desain yang sangat sederhana, layaknya sebuah batu bata berwarna putih dengan sisi lengkung serta layar dan keypad di permukaannya.
GameGadget sendiri menahbiskan sebagai perangkat gaming portabel open source, maka dari itu tidak salah jika dibuat dengan basis OS Linux. Dibekali dengan dual core CPU 433 MHz dan 64 MB RAM, perusahaan membuat mengatakan bahwa GameGadget mampu memainkan lebih dari 100.000 judul game klasik dari berbagai platform. Tetapi hingga saat ini, perusahaan belum menginformasikan mengenai game dari platform apa saja yang dapat dimainkan.
Mengingat game klasik yang akan dimainkan, bisa diprediksi bahwa judul game berasal dari berbagai platform klasik seperti NES, Gameboy, Atari, dan sebagainya. Nantinya, pengguna dapat membeli game legal melalui aplikasi semacam iTunes melalui proses download. Sehingga hal tersebut memudahkan pada developer dan game publisher untuk membuat dan mendistribusikan game.
Untuk mendukung hal tersebut, sebuah Software Development Kit (SDK) telah dirilis sehingga developer dapat membuat game baru atau mengimpor dan memodifikasinya dari judul yang sudah ada. Walaupun dapat mendukung game 32 bit, GameGadget sendiri dioptimalkan untuk game 16 bit. Melihat dari tidak adanya hardware wireless seperti WiFi di dalam bodinya, sepertinya proses download game dilakukan melalui PC dan game pun disalin ke GameGadget.
Kontroller Sederhana
Untuk bermain, tersedia tombol yang sering ditemui pada gamepad console klasik, yaitu D-pad 4 arah, tombol aksi (A, B, X dan Y), Reset, Select dan Start. Semuanya tersedia di bagian depan dari GameGadget, mengelilingi sebuah layar LCD beresolusi 320x240 piksel dengan lebar 3,5 inchi dan kedalaman warna 16 bit. Untuk menguatkan kesan klasik, maka layar pun tidak dibekali dengan fitur touchscreen. Selain di bagian depan, terdapat tombol bahu (seperti L dan R) pada bagian atas bodi. Sedangkan untuk tombol on/off tersedia di samping kanan bodi.
Bila ingin lebih leluasa menikmati game, anda dapat menghubungkan GameGadget dengan TV melalui port TV Out. Tersedia juga speaker stereo di bodi, sebuah jack audio 3,5 mm, dan juga sebuah port microUSB untuk mengisi baterai yang rechargeable. Selain itu, port microUSB juga dapat digunakan untuk dengan PC mentransfer game.
Tidak Hanya untuk Bermain Game
Sebagai perangkat mobile gaming, ternyata GameGadget juga dapat difungsikan sebagai multimedia player karena mendukung file video, audio, gambar dan juga eBook. Baik game dan file lainnya disimpan di SD/SDHC yang slotnya tersedia di samping kiri bodi. Walaupun begitu di GameGadget sendiri telah dibekali dengan memory internal sebanyak 2 GB. Saat digunakan untuk mendengarkan musik, anda dapat memilih berbagai menu seperti Playlist, Last Played, Album, Title dan sebagainya.
Performa Cukup (Untuk Game Klasik)
Karena difokuskan untuk bermain game klasik, maka spesifikasi GameGadget jelas telah memenuhi hal tersebut, ukuran layarnya juga dirasa cukup, hanya digunakan untuk bermain game 16 bit. GameGadget sendiri tersedia pada akhir Maret dengan cara pre-order. Harganya pun cukup terjangkau bagi anda yang ingin bernostalgia dengan game klasik secara portable, yaitu sekitar Rp 1.400.000.
Sumber Berita: Tabloid Komputerk
Sumber Foto: http://www.gamegadget.net/gamegadget-console/prod_172.html
1 Comment