Kalau mendengar kata "Game" banyak kalangan terutama orang tua yang resah jika melihat anak-anaknya kecanduan dalam bermain game. Efek anak yang yang kecanduan game susah diperbaiki, perlu waktu panjang untuk menyembuhkannya.
Saat dulu game masih bersifat offline, penggemar game sudah meningkat dengan banyaknya rental game (mulai dari penyewaan game serta main game di tempat) dan penjualan perangkat game. Kecemasan orangtua pada saat itu dengan game sudah muncul, mereka menyiasati dengan membeli perangkat game dari playstation serta kasetnya. Jadi, anak mereka tidak lagi keluyuran ke rental-rental game. Tapi, dengan membelikan game di rumah malah menambah permasalahan baru yaitu sang anak malah keasyikan game sampai lupa waktu seperti makan, istirahat dan belajar.
Game offline sekarang dengungnya surut dengan hadirnya game online. Walaupun surut, game offline masih ada penggunanya dan kemungkinan hilang dari peradaban masih kecil. Karena pemain game online juga berasal dari game offline. Hadirnya game online dan berkembang pesat karena didukung dengan jaringan internet dan komputer yang cepat dan tersebar. Keunggulan game online yang mampu menampung banyak pemain (multiple players) inilah diinginkan oleh gamers (sebutan untuk yang memainkan game).
Game online yang mengumpulkan para gamer seluruh Indonesia malahan dunia untuk bermain bersama dalam satu game. Kegemaran dalam bermain game banyak memakan korban, pernah ada kasus yaitu gamer meninggal setelah main game tanpa henti selama 50 jam. Ini perlu perhatian khusus, bahwa game harus teratur dan dijadwalkan.
Game untuk Sarana Belajar
Sekretaris Pendidikan Inggris, Michael Gove mengatakan bahwa pemerintahan telah bekerja sama dengan Stanford Research Institute dan Yayasan Li Ka Shing untuk membuat game seperti aplikasi video game yang akan digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran Matematika. Michael menambahkan bahwa video game dapat diciptakan untuk memungkinkan anak lebih memahami apa yang diajarkan dan meningkatkan pemahaman mereka (news.softpedia.com).
Pengembangan game yang bukan hanya permainan tetapi untuk sarana belajar di sekolah dan lingkungan pendidikan lainnya. Membuat tujuan game semula berubah. Tetapi pada hakikatnya game yang dijadikan sarana belajar ini untuk menekan kebosanan peserta didik (murid,siswa) dalam memahami pelajaran. Kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran di sekolah sangatlah manusiawi, terkadang pengajar tidak mengerti harus bagaimana menyampaikan pelajaran supaya dimengerti peserta didik. Sehingga diperlukan cara pengajaran lain yang efektif untuk peserta didik menerima pemahaman dalam sebuah mata pelajaran.
Menilik potensi game menjadi alat pendidikan dalam dunia sekolah sangatlah besar dan meningkat lebih tinggi dengan didukungnya infrastruktur seperti internet dan teknologi lainnya. Dukungan akan game pun datang dari pengajar yang telah dibekali tentang game selama pelatihan ataupun mulai dari kuliah menjadi pengajar. Selain itu, sudah banyak pengajar yang tidak asing lagi dengan game. Sehingga tidak ada kecanggungan dalam mengaplikasikannya di kelas.
Game PS 1 di Laptop |
Teman Main Game di LabKom, Jangan Diikuti Ya! |
6 Comment