Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah biasanya lewat kantong darah dan disalurkan kepada penerima (resipien) yang membutuhkan. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
Beberapa manfaat mendonorkan darah bagi pendonor adalah:
- Mengetahui golongan darah. Hal ini terutama bagi yang baru pertama kali mendonorkan darahnya.
- Mengetahui beberapa penyakit tertentu yang sedang diderita. Setidaknya setiap darah yang didonorkan akan melalui 13 pemeriksaan (11 diantaranya untuk penyakit infeksi). Pemeriksaan tersebut antara lain HIV/AIDS, hepatitis C, sifilis, malaria dan sebagainya.
- Mendapat pemeriksaan fisik sederhana, seperti pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan.
- Mencegah timbulnya penyakit jantung.
- Pendonor berusia antara 17-60 tahun dengan berat badan minimal 45 kg. Usia 17 tahun harus dengan izin tertulis dari orang tua.
- Tanda vital baik. Biasanya diperiksa sesaat sebelum mendonorkan darah. Tanda vital tersebut adalah: Tekanan darah sistol = 110-160 mmHg dan diastol = 70-110 mmHg, denyut nadi teratur 50-100 kali/menit, dan suhu tubuh 36,6-37,5 derajat Celcius (oral).
- Jika pernah mendonorkan darah, pendonoran darah yang terakhir sudah lebih dari 3 bulan yang lalu.
- Pernah menderita hepatitis B.
- Menderita TBC, sifilis, epilepsi, dan sering kejang.
- Ketergantungan obat, alkoholisme yang akut dan kronik.
- Dalam jangka waktu 1 tahun: sesudah operasi besar, sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies terapeutik, atau sesudah transplantasi kulit.
- Dalam jangka waktu 6 bulan: sesdudah kontak erat dengan penderita hepatitis, sesudah transfusi, sesudah tato/tindik telinga, sesudah persalinan, atau sesudah operasi kecil.
- Dalam jangka waktu 2 minggu: sesudah vaksinasi virus hidup parotitis, measles, tetanus toksoid.
- Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
- Sedang hamil atau menyusui.
- Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
- Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus difteri.
- Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
- Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polisitemiavera.
- Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
- Pengidap HIV/AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pasokan darah dari luar tubuh. Jika darah dalam tubuh jumlahnya sudah memadai, kematian dapat dihindari.
Sebenarnya siapa yang bisa menjadi penerima darah? Ada berbagai macam kondisi dan penyakit yang membutuhkan transfusi darah. Beberapa diantaranya adalah:
- Luka yang menimbulkan perdarahan hebat, misalnya kecelakaan mobil, luka sayat, luka tusuk, luka tembak dan luka lainnya.
- Pembedahan yang menyebabkan keluarnya darah dalam jumlah besar, misalnya pembedahan jantung, pembedahan perut, dan yang lainnya.
- Penyakit tertentu seperti penyakit hati (liver), penyakit ginjal, kanker, anemia defisiensi besi, anemia sel sabit, anemia fanconi, anemia aplastik, talasemia, hemofilia, trombositopenia dan lain-lain.
Sumber:
Buku "Hidup Sehat Berdasarkan Golongan Darah B"
www.wikipedia.com
Sumber Gambar:
www.pmi.or.id
0 Comment